Lspt.or.id – Ada alasan yang menjelaskan bahwa bulan Sya’ban merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Sejumlah peristiwa bersejarah terjadi pada bulan ini. Tak ayak, banyak umat muslim yang mengagungkan bulan Sya’ban sebagai proses metaforsa perbaikan diri. Beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Sya’ban adalah sebagai berikut :
1. Pindahnya Kiblat Umat Islam
Di Bulan Sya’ban, ada peristiwa pindahnya kiblat umat Islam dari Baitul Maqdis (Palestina) ke Masjidil Haram (Mekah). Kejadian penting ini terjadi tepatnya pada 16 atau 17 bulan usai Nabi Hijrah dari Mekah ke Medinah. Kaum muslimin saat itu salat menghadap Baitul Maqdis sekitar 17 bulan 3 hari. Lalu, Allah memerintahkan untuk menghadap kiblat pada Selasa, Nishfu Sya’ban. Hal ini tertera dalam firman Allah sebagai berikut :
“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.” (Surah Al-Baqarah: 144).
2. Perintah Selawat
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Berselawatlah kamu untuk Nabi, dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab ayat 56).
Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki dalam kitabnya Ma Dza fi Sya’ban juga memperkuat pandangannya bahwa Sya’ban adalah bulan istimewa dengan menyebutkan salah satu hadis yang diriwayatkan al-Dailami, dari Sayyidah Aisyah RA, dia berkata:
Artinya: “Sya’ban adalah bulanku (Muhammad), dan Ramadan bulan Allah. Bulan Sya’ban menyucikan, dan Ramadhan menggugurkan dosa”.
3. Penyerahan Amal Manusia Kepada Allah SWT
Peristiwa penting lainnya adalah semua amal manusia diserahkan kepada Allah SWT. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip sebuah hadis riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW sebagai berikut :
“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa”
Yang dimaksud dengan penyerahan amal adalah penyerahan seluruh rekapitulasi amal manusia secara penuh. Kendati demikian, menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, dan pekan. Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal salat lima waktu.
Wallahu’alam bissawab …
Penulis : Rokhimatul Inayah