Selain bertawakal, umat muslim juga diajarkan untuk berikhtiar kepada sang khalik. Begitu besarnya kekuatan doa, menjadikan berserah diri kepada yang maha kuasa adalah hal yang wajib dilakukan oleh seorang hamba. Ada beberapa waktu mustajab yang diyakini lebih ampuh untuk memohon kepada Allah SWT, salah satunya ketika berbuka puasa.
Selain segala amalan bernilai pahala yang berlipat ganda, di bulan suci Ramadan ini, pintu taubat juga dibuka lebar-lebar untuk seluruh umat Islam.
Akan tetapi, ada hadis yang menyebutkan bahwa membaca doa buka puasa hendaknya setelah berbuka, sehingga bisa saja berdoa yang dimaksud adalah setelah berbuka. Hal ini dijelaskan sebagai berikut :
“Doa (yang mustajab) adalah sebelum/menjelang berbuka yaitu ketika akan terbenam matahari. Karena saat itu terkumpul (sebab-sebab mustajabnya doa) berupa hati yang tunduk dan perasaan rendah (di hadapan Rabb) karena ia berpuasa. Semua sebab ini adalah penyebab doa dikabulkan. Adapun setelah berbuka puasa, badan sudah segar lagi dan nyaman. Bisa jadi ia lalai (akan sebab-sebab mustajab). Akan tetapi terdapat hadis yang seandainya shahih maka doa mustajab itu setelah buka puasa yaitu doa: Dzahabaz dzama’ wabtallail ‘uruq wa tsabatal ajru insyaallah. Maka doa mustajab itu setelah berbuka.” (HR. Abu Dawud & Hasan Al-Bani dalam shahih Sunan Abi Dawud).
Baca Juga : Peristiwa Nuzulul Qur’an, yang Diperingati Setiap 17 Ramadan
Keutamaan ini dijelaskan lebih lanjut dalam hadis berikut :
“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752.)
Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi disebutkan bahwa, doa ketika berbuka puasa mudah dikabulkan karena seseorang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.
Untuk itu, muslim yang telah seharian melakukan ibadah puasa, jangan sekali-kali meninggalkan kesempatan mulia ini untuk berdoa dan bermunajat kepada yang maha kuasa Allah SWT.
Wallahu a’lam bissawab …
Penulis : Rokhimatul Inayah
satu Respon