KH. M. Ishak Latif: Hidup Untuk Pengabdian

Ad
KH M Ishak Latif Hidup Untuk Pengabdian

KH. Ishak Latif adalah salah satu kiai karismatik yang dimiliki pesantren Tebuireng. Jasanya bagi santri, pesantren, dan masyarakat tidak diragukan lagi betapa besar. Ketika beliau berpulang ke hadirat Allah SWT, tak tertahan betapa banyak kesedihan menyelimuti langit.

Salah satu santri (H. Ibhar Cholidi) yang pernah bergumul lama menulis sebuah buku tentang kenangannya selama berguru dengan beliau. Buku tersebut berjudul Hidup Untuk Pengabdian. Berikut salah satu tulisannya dalam buku tersebut. 

THE HAVE, NAMUN HUMBLE

Yai Ka’ (Panggilan KH. Ishak Latif) secara sosial ekonomi berlatar kasta ekonomi yang berada, the have. Saat pemilik motor masih dengan mudah dihitung dengan jari, tak banyak orang lalu lalang bermotor di Tebuireng, beliau sudah mengendarai Honda GL. Warna merah mengkilap, pertanda sang pemiliknya sangat rajin merawatnya.

Cermin Yai Ka’ yang serba rapi dan amat menjaga kebersihan seperti terlihat bagaimana kerapihan barang barang yang tertata di kamarnya. 

Kendati Yai Ka’ dari kalangan berpunya, beliau begitu humble, tak berjarak, friendly, senyumnya senantiasa menyapa setiap orang ditemuinya. Rendah hati, jangan berharap komunikasi dengan Yai Ka’ berhamburan dalil al-Quran, Hadits atau kutipan dari kitab kuning.

Maraji’ itu barulah meluncur dengan deras dari lisan beliau ketika dimintai pendapat, mengajar atau pengajian.

Inilah karakter sang alim yang tak suka pamer kealimannya. Padahal, justru tak sedikit agar dicap alim, sedikit sedikit meluncur dan pamer dalil. Dengan keadaan ekonominya sebenarnya

Yai Ka’ sangat mampu membangun rumah di luar pesantren, namun itu tak dilakukan. Beliau lebih memilih dan menikmati kamar ala santri yang tak luas.

Kamar mandinya berjarak kurang lebih 50 m dan menyatu dengan biasa dikenakan oleh “madinat al-ilm“, KH Idris Kamali. Menantu Hadlrastussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang semua santrinya “menjadi orang”.

MUNG SAKDERMO NGELAKONI

Pepatah bahasa Jawa itu–yang lengkapnya «Urip kuwi mung sakdermo ngelakoni, begitulah ungkapan sering meluncur dari Yai Ka’. Selain, «urip kuwi mung mampir ngumbe».

Atau seperti teks hadits, «Mali walid al-dunya? Innama matsali wa matsal al-dunya karakibin dzalla tahta syajaratin tsumma tarakaha wa raha». Apalah aku ini dan kehidupan dunia ini.

Perumpamaanku dan dunia ini adalah bagaikan seorang pengendara. Ia istirahat sebentar di siang hari di bawah pohon, lalu meninggalkannya dan berjalan lagi.

Sepintas dan dari sini mungkin ada yang mencibir sebagai ekpresi teologi fatalisme atau Jabariyah. Tak ubahnya, manusia seperti wayang yang sepenuhnya dikendalikan oleh Sang Dalang.

Kendati hingga kini masih berlangsung perdebatan mana sejatinya yang paling mendekati kebenaran antara Qadariyah dan Jabariyah.

Boleh jadi, bakal terus menjadi di antara keyakinan yang menggantung dan tak mudah dilerai. Walau perseteruan keduanya telah beresiko memantik fanatisme pendukung masing masing.

Namun adalah menarik, «sak jane, qadariyah murni iku gak ono. Kabeh wong nganggo paham jabariyah. Mosok Allah sing kuaso mutlak diatur atur karo menongso. Dek ilmu tauhid, onok sing jenenge qadariyah, prakteke yo jabariyah», urai Yai Ka ketika menjelaskan faham Jabariyah dan Qadariyah di pelajaran ilmu tauhid.

Bisa dimengerti bila Yai Ka’ dalam kehidupannya menyatu dan berpeluk mesra dengan keikhlasan, ketawakkalan dan keqanasahan. Makanya, kehidupan Yai Ka penuh ketenangan, tak tampak dihampiri kegalauan dan sangat menikmati.

Bahkan, seolah olah beliau merasa mengerti seberapa kapling atau jatah hidupnya dari Allah.Sehingga jauh dari iri dan dengki terhadap kapling Allah kepada orang lain. Seperti firman Allah, «wala tatamannau ma fadlala Allah bihi badlakum badla».

Dan jangan kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. Sabda nabi, «man lam yardla biqadlai fa al- yathlub rabban siwai». Siapa saja yang tak rela atas keputusan-Ku, silahkan cari Tuhan selain aku.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *