Hubbul Wathon Minal Iman, Cinta Tanah Air yang dianjurkan dalam Islam

Ad
Hubbul Wathon Minal Iman, Cinta Tanah Air yang dianjurkan dalam Islam

Hubbul Wathon Minal Iman, salah satu slogan umat muslim khususnya kaum nahdliyin yang dewasa ini semakin diguncangkan. Hubbul Wathon Minal Iman sendiri berarti cinta pada tanah air sebagian dari iman. Atau jika dikaitkan dengan konsep kewarganegaraan, istilah ini merujuk pada sikap nasionalisme atau mencintai negeri sendiri.

Lantas, apakah Islam sendiri menganjurkan umatnya untuk mencintai tanah air atau tempat seseorang lahir, tumbuh, dan berkembang?

Jika merujuk pada sejarah, proses pendirian Republik Indonesia tidak lepas dari kaum nasionalis dan religius yang mampu bersinergi dengan baik dan berpedoman pada dasar yang tepat dan tidak ada unsur yang menyimpang.

Pilihan pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa secara mendasar menjadi titik awal untuk menyatukan baik kaum nasionalis dan kaum religius. Ikatan dalam penggunaan ideologi Pancasila menjadi hal ideal yang penting bagi individu dan warga negara untuk tetap memiliki iman yang kokoh dan tetap meyakininya sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

Kiai Muhammad Said dalam kitab Ad-Difa’ ani Al Wathan min Ahammi al-Wajibati ala Kulli Wahidin Minna halaman 3 menjelaskan bahwa umat Islam wajib menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Anjuran mencintai tanah air ini sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW sejak dulu. Salah satunya ketika Rasulullah memupuk persaudaraan dan persatuan di kalangan Muhajirin dan Ansor, serta mengakomodasi kepentingan umat Islam, umat Yahudi, dan orang-orang musyrik.

Baca Juga : Peran Ulama, Santri, dan Pesantren dalam Memperjuangkan Kemerdekaan

Rasulullah memberikan contoh mencintai tanah air seperti ketika beliau mencintai Makkah dan Madinah, karena dua tempat mulia tersebut merupakan tanah air beliau. Mencintai tanah air adalah bagian dari iman karena tanah air merupakan sarana primer untuk melaksanakan perintah agama.

Tanpa tanah air, seseorang akan menjadi tunawisma. Tanpa tanah air, agama seseorang kurang sempurna. Dan tanpa tanah air, seseorang akan menjadi terhina. Syekh Muhammad Ali dalam kitab Dalilul Falihin halaman 37 mengatakan demikian :

حُبُّ الوَطَنِ مِنَ الإِيْماَنِ

“Cinta tanah air bagian dari iman”

Nabi Muhammad juga memberikan sebuah contoh teladan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut :

Artinya : “Ketika Rasulullah hendak datang dari bepergian, beliau mempercepat jalannya kendaraan yang ditunggangi setelah melihat dinding kota Madinah. Bahkan beliau sampai menggerak-gerakan binatang yang dikendarainya tersebut. Semua itu dilakukan sebagai bentuk kecintaan beliau terhadap tanah airnya.” (HR Bukhari).

Al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fath al-Bari juz 3, halaman 705 menjelaskan bahwa hadis tersebut menunjukan keutamaan Madinah dan dianjurkannya mencintai tanah air serta merindukannya. Oleh sebab itu, memiliki rasa nasionalisme ini telah jelas dianjurkan dalam Islam karena telah diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *