Meneladani sifat Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari menjadi bukti kecintaan kita sebagai umatnya kepada sang nabi. Semua perlakuan dan akhlak Nabi Muhammad SAW memang menjadi contoh tauladan untuk umat manusia, terutama warga muslim. Hal ini seperti firman Allah SWT dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21 berikut :
Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
Akhlak Rasulullah adalah manifestasi riil yang terdapat dalam al-Quran. Sayyidah Aisyah R.A pernah berkata demikian : “Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an.” (HR Ahmad). Tidak ada satupun perilaku dari beliau yang buruk, karena beliau memiliki sifat makshum yang artinya terjaga dari melakukan perbuatan dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil.
Sebagai umatnya, kita pun dianjurkan untuk mengikuti segala hal yang Rasulullah lakukan. Salah satu sifat beliau yang harus dicontoh adalah kejujurannya baik dalam berucap maupun berbuat. Tak heran, Nabi Muhammad pun diberi gelar oleh para sahabat serta penduduk Mekkah “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.
Beberapa contoh sifat Rasulullah SAW yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai berikut :
1. Sidiq
Sidiq artinya benar. Beliau selalu benar dalam perkataan dan perbuatan. Beliau tidak pernah bohong dalam kehidupan sehari-harinya. Karena itu, kita juga dilarang untuk melakukan kebohongan.
Baca Juga : Hukum Mencintai Rasulullah SAW
2. Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Beliau tidak pernah menyembunyikan wahyu dari Allah SWT. Beliau selalu menyampaikan risalah yang diterimanya kepada umatnya, agar umatnya tidak hidup dalam kesesatan. Begitupun apabila kita dititipi sesuatu juga harus menyampaikan dengan sesungguhnya, tanpa dibuat-buat.
3. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Beliau tidak pernah mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya, baik itu sebagai sebagai pemuka agama, utusan Allah, maupun sebagai pemimpin umat.
4. Fathanah
Fathanah artinya cerdas. Kemampuan menghafal yang beliau miliki sangatlah hebat, meskipun beliau adalah “ummi” yang artinya tidak bisa membaca dan menulis. Keadaan itu ternyata memiliki tujuan agar umatnya tidak mempunyai pemikiran bahwa apa yang beliau sampaikan adalah karangan serta ciptaan beliau sendiri.
Wallahu a’lam bissawab …