Kisah tentang Gus Dur dan Kedermawanan

Ad
Kisah tentang Gus Dur dan Kedermawanan

Asmanu, seorang wartawan yang akrab dengan Gus Dur, berbagi kisah saat ia berziarah ke makam Sunan Ampel bersama Gus Dur. Ketika itu Gus Dur sedang menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Saat memasuki kompleks makam Sunan Ampel, Gus Dur mengisi kotak amal yang ada di sana.

Beliau sepertinya memasukkan semua uangnya ke kotak amal itu. Sebab, sebagaimana diceritakan oleh Gus Mus, Gus Dur tidak pernah punya dompet dan memiliki kebiasaan untuk langsung ‘menghabiskan’ uangnya dengan bersedekah atau memberi utang orang lain.

Usai memasukkan semua uang di kotak amal, ternyata ada seorang pengemis yang datang menghampiri Gus Dur dan Asmanu. Sayang sekali, sudah tidak ada uang di saku Gus Dur. Karena itu, Gus Dur lantas meminta Asmanu untuk memberikan uangnya ke pengemis itu. “As, kasih orang itu,” ucap Gus Dur.

Merespons ucapan Gus Dur, Asmanu merogoh sakunya dan didapati bahwa uangnya hanya tersisa lima ribu rupiah. “Uang saya tinggal lima ribu, Gus. Takutnya nanti perlu beli apa-apa ketika pulang,” kata Asmanu dengan harapan Gus Dur membatalkan permintaannya.

Jika orang biasa, barangkali yang dilakukan dalam kondisi itu adalah menolak pengemis dengan sopan. Tapi beda dengan Gus Dur. Beliau justru ‘memaksa’ Asmanu untuk memberikan uang satu-satunya itu. “Jangan pelit. Masih untung kamu punya uang lima ribu. Pengemis itu malah tidak punya sama sekali,” ucap Gus Dur.

Mendapati respons yang seperti itu, Asmanu tidak punya pilihan lagi. Dengan berat hati ia memberikan satu-satunya uang yang ia miliki. Uang lima ribu rupiah itu akhirnya menjadi milik pengemis yang sedang menunggu sambil berharap. Setelah berziarah, Asmanu pulang tanpa membawa uang sepeser pun.

Setelah berpisah dengan Gus Dur, di hari yang sama, tanpa diduga Asmanu bertemu dengan teman yang sudah lama tidak ia jumpai, seorang pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. Mereka lantas mengobrol panjang lebar.

Ketika berpamitan, teman itu tiba-tiba memberi Asmanu uang lima ratus ribu rupiah secara cuma-cuma. Seketika itu juga Asmanu teringat dengan Gus Dur dan seolah mendapat kesan bahwa Gus Dur tahu jika sedekah lima ribu yang dipaksakan tadi akan diganti oleh Allah seratus kali lipat.

Baca Juga : Sedekah Rahasia Gus Dur

Uang dalam Amplop

Saya tidak tahu, apakah Gus Dur melakukan kesalahan atau memang sengaja. Tapi masyhur cerita tentang Gus Dur memberikan amplop ke orang lain seperti temannya sesama kiai, kenalannya, atau tamunya. Salah satunya adalah uang hasil menjual mobil.

Diceritakan oleh Kiai Nasihin, salah satu teman Gus Dur, bahwa Gus Dur memintanya untuk menjualkan mobilnya dan rencananya, uang hasil penjualan itu akan digunakan untuk modal usaha istrinya, Ibu Nyai Sinta. Setelah laku tiga juta lima ratus ribu, uang itu dibungkus amplop cokelat dan diantarkan oleh ajudan Kiai Nasihin kepada Gus Dur.

Ketika ajudan itu kembali ke Kiai Nasihin, ia justru minta maaf. “Begini Pak, tadi pas saya antar, ada tamu di rumah Gus Dur. Ketika saya sampaikan uangnya, Gus Dur langsung memberikan amplop berisi uang itu kepada tamunya, tanpa melihat isinya terlebih dahulu”.

Apakah Gus Dur lupa bahwa uang itu seharusnya untuk modal usaha istrinya? Tampaknya Kiai Nasihin juga ragu akan hal itu dan menceritakan kisah ini kepada Kiai Maimoen Zubair. Ketika mendengarnya, Mbah Moen meresponsnya dengan ucapan, “Ini laku sufi, Mas Nasihin.”

Sampai di sini, tampaknya Gus Dur memang sengaja memberikan uang tersebut. Hal ini sekaligus menjadi bukti betapa Gus Dur memang menerapkan suatu laku zuhud melalui sedekah. Setiap beliau menerima uang, uang itu akan langsung beliau ‘habiskan’ dalam kebaikan.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *