Sejarah Penamaan Bulan Rabiul Akhir

Ad
Sejarah Penamaan Bulan Rabiul Akhir

Bulan Rabiul Akhir merupakan bulan keempat dalam kalender Hijriah. bulan ini jatuh setelah bulan mulia Rabiul Awal – bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bulan ini sering juga disebut dengan nama Rabiuts Tsani. Tahun ini, bulan Rabiul Akhir bertepatan dengan tanggal 16 Oktober 2023.

Sejarah penamaan bulan ini banyak tak diketahui. Sebelum dikenal sebagai bulan Rabiul Akhir atau Rabiuts Tsani, bulan ini bernama Wubshan atau Wabshan, sedangkan bulan Rabiul Awwal memiliki nama Khawwan atau Khuwwan. Hal ini didasarkan pada catatan Abu Bakar Muhammad dalam kitab Jamhartul Lughah (1987).

Adapun perubahan nama menjadi Rabiul Akhir ini berkaitan erat dengan peristiwa alam, yaitu musim keempat (rabi’) di Jazirah Arab. Maksud dari musim rabi’ adalah musim semi. Di musim itulah, tumbuh-tumbuhan kembali menghijau dan subur, serta berbuah lebat.

Baca Juga : Sejarah Penamaan Bulan Rabiul Awal 

Musim semi atau rabi’ ini biasanya terjadi selama dua bulan. Karenanya, istilah Rabi’ pun disematkan pada dua bulan musim tersebut berlangsung sehingga muncul nama bulan yang dikenal sebagai Rabiul Awwal dan Rabiul Akhir.

Tatam juga mencatat, mengutip Abu al-Ghauts dalam Lisanul Arab, bahwa kata rabi‘ tidak saja disandang sebagai nama dari dua bulan Hijriah, yakni bulan ketiga dan keempat saja. Lebih dari itu, kata rabi’ juga menjadi nama musim di antara enam musim yang ada, yaitu ar-rabi al-awwal (musim semi pertama), shaif (musim panas), qaizh (puncak musim panas), al-rabi‘ al-tsani (musim semi kedua), kharif (musim gugur), dan syitha (musim dingin).

Di samping itu, Tatam juga menjelaskan bahwa masyarakat Arab menyebut bulan tersebut dengan awalan syahr yang memiliki arti bulan (dalam kalender).  Adapun pengucapan bulan ketiga dan keempat ini bisa dengan dua cara, sebagaimana Tatam mengutip dari Ahman ibn Muhammad dalam kitab al-Misbahul Munir.

Pertama, penyebutannya dengan model sifat mausuf (na’at-man’ut), yakni syahru rabi‘in al-akhir atau al-awwal. Kedua, penyebutannya dengan cara mengidhafahkan, yakni syahru rabi‘il akhir atau syahru rabi’il awwal.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *