Jerawat adalah istilah yang familiar di telinga kita. Jerawat menjadi masalah kesehatan yang bukan hanya masalah kulit, namun dapat menuntun ke timbulnya masalah lain, seperti masalah kepercayaan diri dalam berinteraksi sosial.
Di sisi lain, jerawat juga bisa menjadi petunjuk adanya masalah lain yang mendasari, seperti gangguan stres dan hormonal. Tentu saat ini telah banyak pilihan penanganan jerawat, mulai dari obat oles hingga diperlukan tindakan medis. Yuk, ketahui lebih lanjut!
Munculnya jerawat diperantarai oleh empat faktor utama, yakni produksi kelenjar minyak (sebum) yang berlebih, gangguan pengelupasan sel kulit mati, perkembangbiakan bakteri Propionibacterium acnes yang berlebihan, dan peradangan.
Awalnya, muncul komedo, yakni campuran sel kulit mati, sebum berlebih, dan bakteri, yang menyumbat pori-pori atau folikel rambut. Komedo berwarna putih dan ada yang menghitam akibat bereaksi dengan oksigen di udara.
Tersumbatnya pori-pori atau folikel rambut inilah yang menjadikan ada tonjolan di kulit, yang disebut jerawat ‘tidak meradang’. Jika tonjolan ini meletus dan robek – karena dipencet atau hal lain – akan meningkatkan peradangan dan infeksi sehingga disebut jerawat ‘meradang’. Tampilannya menonjol, merah, hingga berisi nanah, dan terasa nyeri.
Jerawat perlu diobati agar tidak semakin parah dan meninggalkan bekas yang mengganggu penampilan. Pilihan pengobatan dipilih berdasarkan kondisi pasien, serta karakteristik dan tingkat keparahan jerawat.
Jerawat ringan dinilai cukup dengan pengobatan luar seperti obat oles atau totol yang mengandung retinoid, asam salisilat, asam azaleat, atau antibiotik jika diperlukan. Jerawat tingkat sedang hingga berat memerlukan obat antibiotik minum, benzil peroksida oles, atau obat-obatan lain seperti isotretinoin dan obat hormonal (anti-androgen).
Selain itu, dokter juga akan memikirkan ada tidaknya kondisi medis lain yang mendasari atau memperberat jerawat. Saat ini, terdapat beberapa opsi tindakan untuk mengatasi jerawat seperti chemical peeling, ekstraksi komedo, terapi laser, mikrodermabrasi, dan suntik kortikosteroid.Jerawat dapat dicegah dan diminimalisir.
Caranya dengan rutin mencuci muka dua kali sehari, menghindari menyentuh kulit wajah, menggunakan skincare yang sesuai dengan karakter kulit, membatasi konsumsi makanan tinggi gula, tinggi lemak, dan olahan susu, belajar mengelola stres, serta tidak memencet komedo atau jerawat.
Dengan demikian, perlu kerjasama antara dokter dan kita sebagai pasien dalam penanganan jerawat. Selalu konsultasikan ke dokter kulit untuk menentukan pilihan terapi yang tepat. Salam sehat!
Wallahu a’lam bissawab ….