Kisah Pemimpin Terdahulu dalam Merayakan Hari Raya

Ad
Kisah Pemimpin Terdahulu dalam Merayakan Hari Raya

Merayakan hari raya seperti hari raya Idul Fitri memiliki tradisi dan keunikan masing-masing. Seperti halnya kisah pemimpin terdahulu dalam merayakan hari raya juga perlu untuk dikeyahui guna menambah wawasan dan pengetahuan. Lantas, bagaimana pada era dinasti-dinasti terdahulu pemimpin Islam merayakan hari raya? Berikut penjelasannya!

Merujuk pada penjelasan Habib Muhammad bin Ahmad Asy-Syatiri dalam salah satu karyanya, ia mengatakan bahwa hari raya dijadikan sebagai momentum oleh para dinasti dan raja-raja zaman dahulu untuk menampakkan kekuatan Islam. Mereka keluar dari kerajaan dengan ribuan prajurit dan penduduknya disertai dengan lantunan lagu-lagu kebesaran kerajaan, dan dengan cara ini umat Islam bisa disegani oleh pemeluk agama lain.

Tradisi seperti ini terus berlanjut hingga masa kepemimpinan sultan Abdul Hamid. Ia sebagai pemimpin ke-34 dalam kesultanan dinasti Utsmaniyah yang sangat adil, dan lebih memprioritaskan kemaslahatan Islam dan rakyatnya. Salah satunya adalah dengan memperlihatkan bala tentaranya di setiap hari raya sambil membacakan takbir sebagaimana yang biasa dibaca setiap hari raya.

Selain mempertontonkan bala tentara, raja-raja zaman dahulu juga membawa para pemuda pemberani untuk ikut serta dalam pertontonan ini. Semua berangkat dengan pakaian rapi dan berseragam. Semua pasukan diatur dengan masing-masing kelompok dengan mengikuti barisan masing-masing. Setiap pasukan berkuda berbaris dengan kelompok berkuda lainnya.

Baca Juga : Amalan Di Hari Raya Idul Fitri

Terdapat banyak pelajaran yang bisa kita raih dari kisah ini, selain untuk menampakkan kekompakan dan soliditas umat Islam, juga bisa kita lihat bagaimana upaya raja-raja terdahulu dalam mempertahankan persatuan dan soliditas kaum muslimin. Mereka berupaya dengan serius agar umat Islam tetap berada di jalur yang sama, yaitu persatuan.

Hal itu tidak lain selain karena persatuan ajaran yang sangat mulia dalam Islam. Persatuan merupakan ruh kehidupan, dan menjadi pilar kekuatan dalam hidup beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Persatuan juga menjadi pokok utama dan asas yang sangat penting untuk mencapai sebuah hasil yang sempurna. Karenanya, harus ada upaya serius dalam membangun persatuan umat Islam. Berkaitan dengan hal ini, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara.” (QS Ali ‘Imran [3]: 103).

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *