Sedekah Sampah

Ad
Sedekah Sampah

Sedekah atau shodaqoh yang biasanya kita artikan sebagai pemberian untuk orang lain memang bisa berlaku luas. Ada sedekah wajib yang maknanya sama dengan zakat. Ada pula sedekah sunnah yang makna turunannya bisa menjadi infaq atau bahkan hadiah. Seiring berjalannya waktu, istilah sedekah ini juga diadopsi untuk sebuah program yang disebut sedekah sampah.

Tidak diketahui dengan pasti kapan istilah ini muncul dan oleh siapa istilah ini dimunculkan. Namun, kami mencoba melakukan penelusuran melalui google scholar, sebuah alat penelusuran atas hasil-hasil penelitian, dan menemukan bahwa penelitian ilmiah yang paling lama terkait sedekah sampah dilakukan pada tahun 2022. Ini menjadi pertanda tersendiri bahwa istilah ini memang relatif baru.

Bentuk Sedekah Sampah

Di awal, kami menyebut sedekah sampah sebagai program. Hal ini kami dasarkan pada penelusuran kami tentang contoh-contoh bentuk sedekah sampah. Sedekah sampah biasanya dilakukan dengan cara mengajak orang-orang (masyarakat) untuk secara sukarela memberikan sampahnya kepada orang lain. Orang yang diberi sampah ini biasanya adalah inisiator program sedekah sampah.

Secara teknis, inisiator program menyediakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah tersebut dengan beragam jenis. Sampah jenis kertas atau plastik memiliki tempat tersendiri dari sampah jenis besi, misalnya. Juga, sampah yang dihimbau untuk disedekahkan biasanya dibatasi pada jenis sampah tertentu yang seringkali adalah sampah yang memiliki nilai jual.

Hal ini dikarenakan sedekah sampah pada akhirnya akan bermuara pada tujuan sosial kemasyarakatan berupa pemberian ‘bantuan’ kepada orang atau hal yang membutuhkan.

Apabila inisiator program ternyata tidak menyediakan tempat yang berbeda-beda karena dirasa merepotkan orang yang hendak melakukan sedekah sampah, maka biasanya inisiator program menyediakan alur tambahan berupa pemilahan sampah.

Dalam kaitannya dengan kerja pemilahan, yakni membedakan antara satu jenis sampah dengan sampah jenis lain, ada inisiator program yang turun langsung untuk melakukannya dan ada pula yang melakukan hal itu melalui kerja tim. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada kerja tim, kelebihannya tentu ada pada pemberdayaan.

Artinya, program ini bisa menciptakan satu kesempatan kerja tersendiri bagi masyarakat di lingkungan yang bersangkutan.

Terlepas dari hal di atas, alur sedekah sampah selanjutnya, setelah sampah terkumpul dan terpilah, adalah menjualnya. Jika kita menelusuri artikel di internet, penjualan sampah ini barangkali tidak banyak dijelaskan detailnya.

Namun, pola penjualannya hampir sama dengan jual-beli rongsokan. Ada tengkulak, ada pengepul, dan insiator program sedekah sampah bisa menjadi penjual. Ketika sampai pada pembahasan ‘penjualan’, nuansanya biasanya akan sensitif, karena menganggap inisiator program mencari untung.

Tetapi, yang harus kita ketahui bersama adalah bahwa program sedekah sampah mengarahkan hasil penjualannya untuk bantuan-bantuan sosial kemasyarakatan, seperti untuk menanggulangi program-program kemasyarakatan di tempat yang bersangkutan, atau bahkan untuk membiayai fakir-miskin dan anak yatim. Inilah yang membedakan antara penjualan di sedekah sampah dan penjualan rongsokan pada umumnya.

Baca Juga : Tidak Mampu Tapi Ingin Bersedekah

Nilai Sedekah pada Sedekah Sampah

Nilai sedekah dalam program sedekah sampah terletak pada tujuan akhirnya, yakni memberikan bantuan sosial kepada orang-orang yang membutuhkan atau orang-orang yang berhak. Jika sedekah umumnya berwujud pemberian sesuatu yang berharga (uang, sembako, dan sejenisnya), maka yang unik dari sedekah sampah adalah memberikan sampah.

Apakah memberi sampah bisa kita sebut sedekah? Tentu saja bisa apabila kita melihatnya dari sudut pandang kebermanfaatannya. Sebab, sampah yang diberikan sejatinya akan memunculkan nominal harta, bukan sampah sebagai kotoran belaka. Oleh karena itu, program sedekah sampah tidak hanya meminta sampah kepada orang-orang, tetapi menetapkan sampah seperti apa yang layak disedekahkan. 

Selain bermanfaat bagi orang yang diberi sedekah, baik penerima langsung dari sampah itu, maupun penerima manfaat pasca-penjualan sampah yang dikelola terlebih dahulu, sedekah sampah juga tentunya bermanfaat bagi kebersihan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan membangun mental yang sadar akan tanggung jawab persampahan.

Bahwa sampah kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Jika kita dengan sadar memilahnya, mendistribusikannya secara tepat, tentu kualitas diri kita akan semakin baik. Dalam hal ini, sedekah sampah menjadi salah satu alternatif pendistribusian yang solutif dan mengandung kebermanfaatan jangka panjang.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *