Demam Dengue, atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit akibat infeksi virus Dengue yang menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di Indonesia, sekitar 74.000-140.000 kasus dilaporkan tiap tahunnya, 700-1.300 orang di antaranya meninggal dunia, yang mana anak usia 5-14 tahun menjadi penyumbang kematian terbanyak.
Meskipun sudah ada program pemerintah untuk menurunkan angka DBD, namun belum sepenuhnya berhasil. Oleh karena itu, perlu inovasi program, seperti yang sekarang sering kita dengar. Ya, nyamuk Wolbachia.
Sebenarnya, tidak ada spesies nyamuk Wolbachia. Wolbachia adalah nama bakteri yang secara alami ada dalam tubuh banyak serangga, seperti lalat buah, kupu-kupu, dan beberapa jenis nyamuk. Wolbachia ini tidak dapat menginfeksi hewan lain atau manusia.
Dari penelitian yang sudah ada, bakteri Wolbachia mampu menghambat perkembangan virus Dengue yang ada di nyamuk Aedes aegypti. Dengan kata lain, jika ada nyamuk ber-Wolbachia menghisap darah manusia yang sedang sakit DBD, maka virus Dengue pun ikut terhisap.
Namun, karena sudah ada bakteri Wolbachia, virus menjadi tidak bisa berkembang. Sehingga, meskipun kita digigit nyamuk tersebut, kita tidak tertular sakit DBD. Semakin banyak nyamuk ber-Wolbachia, virus Dengue semakin sulit berkembang dan ditularkan.
Penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ini pernah dilakukan di Yogyakarta, dan terbukti mampu menurunkan kasus DBD sebanyak 77,1%. Selain di Indonesia, 14 negara lain seperti Brasil, Singapura, dan Australia, juga telah melaporkan penurunan kasus DBD dengan diterapkannya inovasi ini.
WHO, sebagai badan kesehatan dunia juga telah mengakui inovasi ini dalam pengendalian hewan perantara yang membawa kuman penyakit bagi manusia. Dengan bukti ilmiah tersebut, Kemenkes RI menyetujui program penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ini ke lima kota terpilih sebagai langkah awal.
Di sisi lain, terdapat masyarakat yang merespons program ini dengan kekhawatiran, karena mungkin belum diberikan sosialisasi yang optimal.
Beberapa komentar yang penulis baca antara lain: jumlah nyamuk akan semakin banyak dan ganas, bakteri Wolbachia akan menginfeksi manusia, nyamuk ber-Wolbachia adalah hasil rekayasa genetika yang dikendalikan untuk mengubah seseorang menjadi LGBT, hingga dapat membunuh manusia.
Itu semua sudah dikonfirmasi hoaks oleh Kemkominfo RI. Akhir kata, meskipun program baru ini cukup efektif dan aman, jangan lupa untuk tetap melakukan 3M Plus untuk mencegah nyamuk berkembang dan menularkan penyakit lain.
Wallahu a’lam bissawab …