Sejarah Penamaan Bulan Dzulhijjah

Ad
Sejarah Penamaan Bulan Dzulhijjah

Sama seperti bulan-bulan lainnya, bulan Dzulhijjah – bulan ke dua belas atau bulan terakhir dalam kalender Hijriah juga memiliki sejarah pula. Bulan Dzulhijjah juga merupakan salah satu bulan haram – bulan suci yang di muliakan dalam Islam. Hal ini seperti sabda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut :

Artinya : “Di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharram. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain merupakan bulan haram, salah satu keistimewaan bulan Dzulhijjah adalah terdapat hari-hari terbaik sepanjang tahun di dalamnya. Seperti sabda Rasulullah SAW sebagai berikut :

Artinya : “Tidak ada hari yang amal salih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini” Para sahabat bertanya: “Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi” (HR. Bukhari).

Baca Juga : Peristiwa Penting di Bulan Dzulhijjah

Untuk sejarah penamaannya sendiri, dikutip dari berbagai sumber, para ulama menyebutkan, nama “Dzulhijjah” terdiri dari kata “Dzu” yang berarti “pemilik” dan “Al hijjah” yang berarti “haji”. Nama ini sudah digunakan sejak zaman Jahiliyah. Saat itu, masyarakat Arab kuno sudah banyak melaksanakan haji, sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim.

Haji merupakan salah satu rukun Islam. Ibadah haji dilakukan di Mekkah dengan serangkaian ritual tertentu. Karena itu, umat muslim di seluruh dunia berbondong-bondong menuju kota Mekah setiap tahunnya untuk melaksanakan haji.

Pelaksanaan ibadah haji juga diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ibadah haji dilaksanakan di bulan-bulan Haji (Syawal, Dzulqa’dah, hingga 10 hari pertama Dzulhijjah). Puncak pelaksanaan haji ada di tanggal 9 Dzulhijjah. Ketika para jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arofah.

Begitulah sejarah bulan Dzulhijjah ini dinamakan, dan hingga kini masih digunakan. Di dalam bulan ini terdapat sejarah-sejarah yang perlu dipetik hikmahnya dan dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *