Peran KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) Dalam Bidang Perekonomian

Ad
Peran KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) Dalam Bidang Perekonomian

Berbicara mengenai sosok Alm. KH. Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah tentunya tak ada habisnya. Rasanya masih seperti mimpi jika mengingat bahwa sosok tokoh serba bisa itu telah tiada, bahkan sudah memasuki tahun ketiga. Gus Sholah bukan hanya seorang kiai karena garis keturunannya, baik dari jalur ayah maupun ibu adalah zuriyah pesantren terkemuka dan pendiri Nahdlatul ‘Ulama. Tapi, Gus Sholah adalah bapak bangsa yang perannya hampir ada di setiap bidang. Mulai dari bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, hukum, bahkan politik.

Tulisan ini akan menjabarkan peran ulama yang kerap disebut sebagai kiai arsitek itu dalam bidang ekonomi.  Ketertarikannya dalam bidang ekonomi sebenarnya sudah dimulai sejak bangku kuliah, dengan megikuti berbagai organisasi. Tak sampai di situ, beliau juga mendirikan perusahaan kontraktor bersama dua orang kawan dan kakak iparnya, Hamid Baidawi. Namun, perusahaan itu hanya bertahan selama tujuh tahun. Singkat cerita, selama puluhan tahun mengabdikan diri pada negara, pada tahun 2006 pun Gus Sholah kembali ke marwah awalnya di pesantren. Ia kemudian menjadi pengasuh Pesantren Tebuireng menggantikan pamannya Kiai Yusuf Hasyim.

Di sinilah, Gus Sholah mulai merombak sistem-sistem di pesantren agar tidak tertinggal arus modernisasi, termasuk di bidang ekonomi. Di awal kepemimpinannya, Gus Sholah bersama dengan pembesar Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ) Tebuireng mendirikan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Lantabur Tebuireng. Hingga kini, Lantabur sukses membantu perekonomian masyarakat, dan telah memiliki 12 kantor pelayanan yang menyebar di seluruh Provinsi Jawa Timur.

Selain perbankan, tepatnya pada tahun 2007, Gus Sholah bersama dengan para tokoh di Tebuireng lainnya juga mendirikan Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) yang kemudian di tahun 2013, LSPT resmi menjadi Lembaga Amil Zakat (LAZ) melalui surat Keputusan Nomor 88/SK- UPZ/BAZ.PR/2013 yang dikeluarkan oleh BAZNAS Provinsi Jawa Timur. LSPT adalah Lembaga filantropi yang mengurusi segala bidang tentang zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf). Banyak dari alumni pesantren Tebuireng dan masyarakat sekitar yang menjadi donatur tetap di Lembaga tersebut. Kendati demikian, LSPT juga aktif membantu masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan tentunya ekonomi.

Baca Juga : <strong>Meneladani Gus Dur, Tokoh Islam Anti Korupsi</strong>

Tak berhenti sampai di situ, ketika di akhir tahun 2009 kakak kandungnya KH. Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur wafat, peziarah di Maqbaroh Pesantren Tebuireng membludak. Kebutuhan konsumsi pun secara alamiah sangat dibutuhkan. Banyak dari masyarakat sekitar yang kemudian memanfaatkan momen tersebut untuk berjualan makanan, minuman, bahkan oleh-oleh khas Tebuireng. Sadar bahwa keadaan semakin tidak tertib, Gus Sholah pun kemudian menyediakan tempat untuk berdagang, yang hingga kini disebut dengan Pasar Gus Dur. Sampai saat ini, Pasar Gus Dur pun ramai dikunjungi oleh para peziarah maupun wisatawan yang sengaja datang untuk membeli buah tangan dan cinderamata khas Tebuireng. Arus perputaran ekonomi pondok dan masyarakat pun berjalan dengan baik.

Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, Pasar Gus Dur pun berkembang menjadi Kawasan Makam Gus Dur yang memiliki lahan parkir seluar kurang lebih 5 KM. Pasarnya pun kini tak hanya berada di depan gerbang pesarean, akan tetapi juga ada di sekitar parkiran. Di sekitar situ juga, berdiri dengan kokoh Museum Islam Nusantara KH. Hasyim Asy’ari (MINHA) yang diresmikan pada 2018 silam dan Rumah Sakit Hasyim Asy’ari yang belum lama ini beroperasi. Semakin lengkapnya fasilitas di sekitar Tebuireng, semakin menghidupkan roda perekonomian pesantren dan masyarakat secara luas.

Tulisan di atas hanyalah beberapa contoh semata mengenai peran Gus Sholah dalam bidang perekonomian. Jika di telisik lebih dalam, masih banyak lini-lini dan sektor-sektor lainnya yang hingga kini masih tetap bisa dirasakan kebermanfaatannya.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *