Sowan: Tradisi yang Penting Dilestarikan

Ad
Sowan Tradisi yang Penting Dilestarikan

Sowan atau bertamu ke seorang tokoh masyarakat merupakan tradisi yang telah ada di Indonesia sejak zaman dahulu. Khususnya di lingkungan pesantren, sowan telah menjadi tradisi yang pasti ada, setidaknya ketika orang tua menitipkan anaknya ke kiai atau ketika sang anak hendak boyong (baca: pulang setelah tamat belajar).

Tidak hanya dilakukan oleh kalangan santri dan wali santri, tradisi sowan ini juga dilakukan oleh masyarakat umum. Masyarakat umum mendatangi tokoh agama (kiai) untuk banyak tujuan, mulai dari silaturahmi saja hingga konsultasi serius atas polemik kehidupannya. Yang jelas, tradisi sowan telah menjadi media (perantara) untuk merekatkan hubungan seorang kiai dengan masyarakat.

Momentum hari raya biasa menjadi ajang dilakukannya sowan. Keluarga yang memiliki latar belakang pesantren biasa mendatangi tokoh-tokoh agama, khususnya para kiai-kiai pesantren, ketika hari raya. “Sepindah, kami ingin silaturrahim dengan kiai,” begitu kalimat yang biasa diucapkan saat sowan. Ya, silaturrahmi memang sebuah ibadah.

Belum lagi jika silaturrahmi kepada orang yang memiliki ilmu, maka pahalanya menjadi lebih. Setelah membuka dengan kalimat seperti itu, tidak jarang sowan juga disusul dengan aneka obrolan yang sepele hingga serius.

Bagi Anda yang belum terbiasa sowan, ada beberapa saran yang bisa dilakukan agar tidak canggung ketika sowan ke seorang kiai:

1. Berpakaian sopan dan rapi. Pastikan pakaian yang Anda kenakan sesuai dengan kesempatan dan tempat yang akan Anda kunjungi.

2. Berbicara dengan sopan dan menghormati orang yang Anda kunjungi. Cobalah untuk tidak berbicara terlalu banyak atau terlalu sedikit, dan hindari topik yang kontroversial atau membuat orang merasa tidak nyaman.

3. Bawa hadiah atau oleh-oleh yang sesuai dengan kesempatan dan orang yang Anda kunjungi. Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai kunjungan Anda dan ingin memberikan apresiasi kepada orang yang Anda temui.

4. Jangan terlalu lama berada di tempat yang Anda kunjungi, tetapi juga jangan terlalu cepat pergi. Cobalah untuk memperhatikan waktu dan merespons jika ada isyarat yang menunjukkan bahwa sudah waktunya Anda pergi.

5. Jangan lupa mengucapkan terima kasih pada orang yang Anda kunjungi. Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai waktu dan perhatian mereka.

Untuk kondisi di mana Anda merasa telah akrab dengan kiai yang Anda sowani, maka bisa juga Anda membicarakan hal-hal yang cukup serius. Seperti mendiskusikan permasalahan yang sedang dihadapi, baik masalah Anda maupun masalah Sang Kiai. Tidak mustahil seorang kiai juga memiliki masalah dan bisa jadi Anda dapat membantu masalah tersebut. Tentu hal itu tetap dilakukan dengan cara yang sopan.

Hanya saja, penting pula memperhatikan kondisi ketika Anda sowan, seperti apakah sedang ada banyak tamu atau tidak. Hal ini berhubungan dengan tersebarnya informasi yang diobrolkan. Barangkali ketika sowan obrolannya hanya sebagai pembuka dan perlu ditindaklanjuti ketika kondisi tidak terlalu ramai (tidak banyak tamu). Yang jelas, semangat yang dipegang adalah berusaha mendekatkan diri dengan orang alim (kiai yang disowani).

Terakhir, dalam tradisi sowan, khususnya di kalangan pesantren, ada misi yang tidak boleh dilupakan, yaitu meminta doa dari kiai yang disowani. Keberkahan doa kiai tentu kita harapkan bersama. Kita juga bisa mengajak keluarga kita, khususnya anak-anak, untuk turut serta sowan kepada kiai agar “kecipratan” berkah doa tersebut.

Selain itu, mengajak anak-anak juga secara tidak langsung akan menanamkan ajaran kepada mereka bahwa mendekatkan diri dengan seseorang yang berilmu (kiai) adalah hal yang penting. Sejak kecil kita menunjukkan kepada mereka bagaimana kita berusaha menjaga hubungan dengan kiai.

Ketika besar, hal itu akan tertanam di benak mereka sehingga mereka akan memiliki pemikiran bahwa orang alim itu perlu dihormati, bahwa ilmu adalah sesuatu yang mulia. Hal itu juga akan memotivasi mereka untuk semangat mencari dan memperdalam ilmu selama hidup mereka.

Semoga kita semua dapat terus menjaga dan melestarikan tradisi sowan. Semoga kita semua senantiasa dijadikan orang yang mencintai ilmu dan mencintai orang yang memiliki ilmu.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *