Paru-paru merupakan organ vital bagi manusia. Organ ini memiliki kantong-kantong udara (alveoli), tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen yang masuk akan dijadikan bahan bakar sel tubuh kita untuk tetap hidup, termasuk otak.
Jika proses pertukaran gas tersebut terganggu, maka kadar karbon dioksida terlampau tinggi di dalam tubuh, sedangkan kadar oksigen semakin menipis, yang dapat berujung pada kematian. Apa penyebab terganggunya pertukaran gas di paru-paru? Salah satunya adalah pneumonia.
Pneumonia adalah istilah kedokteran untuk mendefinisikan adanya peradangan pada jaringan paru yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus. Akibatnya, terjadi penumpukan cairan, lendir, bahkan pus/nanah di alveoli dan saluran pernapasan.
Gejala yang ditemukan pada pneumonia adalah batuk, sebagai respons tubuh untuk mengeluarkan lendir tersebut. Gejala lainnya antara lain demam, menggigil, dan sesak napas. Berdasarkan keparahannya, pneumonia dibagi menjadi tingkat ringan, sedang, hingga berat yang dapat mengancam nyawa. Bayi, balita, lansia, dan orang dengan penurunan fungsi imun adalah mereka yang berisiko bergejala berat saat mengalami pneumonia.
Pengobatan pneumonia didasarkan pada penyebab atau jenis kuman yang menginfeksi. Dengan demikian, dokter dapat memberikan obat yang berbeda kepada dua pasien dengan gejala yang meskipun mirip, namun kuman penyebabnya berbeda.
Pneumonia dengan kecurigaan akibat infeksi bakteri, diperlukan obat berupa antibiotik untuk membantu membunuh bakteri tersebut. Adapun infeksi virus, diperlukan obat berupa antivirus. Sedangkan infeksi jamur diperlukan obat anti jamur.
Obat-obatan lain yang biasa diberikan adalah pengencer dahak, pereda demam dan nyeri, penghambat produksi lendir dahak, dan obat lain sesuai keadaan klinis masing-masing pasien. Pada kasus yang parah, seringkali terjadi gagal napas sehingga memerlukan bantuan alat ventilator untuk menunjang pernapasan.
Penyebab utama pneumonia adalah infeksi kuman, sehingga pencegahannya tentu dengan menghindari paparan kuman tersebut. Pencegahannya yaitu dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama rajin mencuci tangan, memakai masker (bila bepergian, dalam kerumunan, atau ada orang di sekitar kita yang sedang batuk), dan menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, serta menghindari rokok.
Selain itu, melakukan vaksinasi dapat mencegah timbulnya pneumonia berat, karena vaksin mampu meningkatkan respons imun terhadap kuman penyebab yang spesifik, misalnya vaksin PCV untuk bakteri pneumokokus dan vaksin Covid-19 untuk virus SARS-CoV-2.
Wallahu a’lam bissawab …