Kisah Muharram dijadikan Bulan Pertama dalam Islam

Ad
Kisah Muharram dijadikan Bulan Pertama dalam Islam

Kisah Muharram dijadikan bulan pertama dalam Islam tidak banyak diketahui. Padahal, sejarah ini merupakan peristiwa penting dalam Islam. Bagaimana tidak? Bulan Muharram merupakan bulan pertama yang mengawali semua bulan dalam kalender hijriyah.

Mayoritas umat muslim hanya mengetahui tentang awal tahun pada kalender Hijriyah itu terhitung sejak tahun Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi, tanpa tahu asal muasal dari awal bulan yang ditetapkan dalam kalender Islam tersebut.

Keputusan itu ditetapkan pada saat kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Umar bin Khattab menilai, hijrah Nabi Muhammad adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam. Karena pada saat hijrahlah, dakwah Islam menjadi semakin kuat dan gemilang.

Sistem penanggalan Islam ditetapkan pada tahun ke-16 Hijriyah – 16 tahun setelah peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad. Sebelum ada kalender Hijriyah, umat Islam terkadang menggunakan Tahun Gajah atau peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam sejarah peperangan orang Arab sebagai patokan penanggalan.   

Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, mengapa bulan pertama dalam kalender Hijriyah adalah Muharram, bukan Rabi’ul Awwal atau bulan-bulan lainnya?

Dikutip dari berbagai sumber, beberapa ahli menilai bahwa permulaan hijrah justru terjadi pada bulan Muharram. Hal ini didasarkan pada Baiat Aqabah kedua yang terjadi pada bulan Dzulhijjah.

Ketika peristiwa baiat tersebut terjadi, hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah telah disepakati. Bahkan, sebagian sahabat telah berangkat ke Madinah mendahului Rasulullah. Oleh karena itu,  hijrah dihitung setelah ada kebulatan tekad dan kesepakatan untuk melakukannya, bukan pada pelaksanaannya.

Ada misi khusus di balik Umar bin Khattab membuat kalender baru tersebut, yakni persatuan Arab di bawah naungan Islam. Misi Umar tersebut semakin kokoh manakala pasukan umat Islam berhasil membebaskan beberapa wilayah di luar semenanjung Arab, menaklukkan beberapa daerah seperti Kisra, Kaisar, Madain, dan Yerusalem. Bahkan, dapat mendirikan Masjidil Aqsa di samping Gereja Anastasis.

Baca Juga : Anjuran Puasa di Bulan Muharram

Riwayat lain menyebutkan, bahwa suatu ketika Khalifah Umar menerima beberapa surat, termasuk dari salah satu gubernurnya, Abu Musa Al-Asy’ari yang mengadu bahwa ia kebingungan karena banyak surat Umar yang datang kepadanya tapi tidak ada tanggalnya. 

Karena itu, Abu Musa Al-Asy’ari menyarankan kepada Umar untuk membuat sebuah penanggalan agar tidak terjadi lagi kebingungan di antara gubernur-gubernurnya. Mendapat aduan dan tersebut, akhirnya Umar memanggil semua staf dan orang penting untuk musyawarah memecahkan masalah tersebut.

Musyawarah tersebut menghasilkan beberapa usulan terkait dengan patokan awal kalender Hijriyah. Ada yang mengusulkan tahun kelahiran Nabi, tahun pengangkatan Nabi, tahun wafatnya Nabi, dan tahun hijrahnya Nabi.

Dari keempat opsi tersebut, atas usulan Utsman dan Ali, akhirnya diambil keputusan bulan Muharram sebagai awal penanggalan pada kelander Islam. Alasan Umar tidak memilih tahun kelahiran dan tahun diangkatnya Nabi menjadi Rasul karena memang ketika itu juga mereka masih berselisih tentang waktu kapan tepatnya Nabi lahir dan kapan wahyu pertama turun.

Sedangkan tahun wafatnya, Umar menolak menjadikannya permulaan tahun karena di tahun tersebut banyak umat muslim berduka atas kepergian Rasulullah SAW.

Hijrah dianggap menjadi pembeda antara yang haqq dan yang bathil kala itu, serta menjadi tonggak awal kejayaan umat Islam setelah sebelumnya hanya berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Karena itulah kalender ini dinamakan kalender Hijriyah.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *