Pentingnya Mempelajari Aswaja dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Ad
Pentingnya Mempelajari Aswaja dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pentingnya mempelajari Aswaja atau Ahlussunnah Wal Jamaah dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Aswaja sendiri merupakan salah satu aliran pemahaman teologis Islam yang diyakini sebagai pemahaman yang benar yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Adapun nilai-nilai Aswaja dalam kehidupan sehari-hari yaitu: tawasut, tawazun, tasamuh, dan ta’adul.

  • Tawasut (Sikap Tengah-Tengah)

Maksud dari sikap tengah-tengah atau moderat yaitu kita sebagai manusia tidak boleh bersifat ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Artinya harus bersifat sedang-sedang saja, tidak pilih-pilih. Contohnya jika dalam konteks kehidupan sehari-hari, kita harus bisa memilih pergaulan yang menurut diri kita itu baik dan bisa mendorong kita untuk menuju cita-cita atau mencapai apa yang ingin kita tuju. Hal ini seperti firman Allah SWT sebagai berikut:

Artinya : “Dan demikianlah Kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian”. (QS Al-Baqarah: 143).

  • Tawazun (Seimbang)

Yang dimaksud dengan seimbang dalam segala hal ialah terrnasuk dalam penggunaan dalil ‘aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis). Seimbang di sini juga yaitu dalam berkhidmah demi terciptanya keserasian hubungan antara sesama umat manusia dan antara manusia dengan Allah. Firman Allah SWT:

Artinya : “Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan”. (QS Al-Hadid: 25).

  • Tasamuh (Toleransi)

Tasamuh atau toleransi ialah menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama. Namun, bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini. Allah SWT berfirman :

Artinya : “Maka berbicaralah kamu berdua (Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS) kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut.” (QS. Thaha: 44).

  • Ta’adul (Tegak Lurus)

Ta’adul atau tegak lurus. Yaitu sikap tegak dalam arti tidak condong pada kepentingan di luar kepentingan Islam. Lurus dalam arti semata-mata berjuang demi kepentingan agama. Sikap ini pada intinya memiliki arti menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan  lurus di tengah-tengah kehidupan bersama. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku tidak adil. Berbuat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS al-Maidah: 8).

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *