Bulan Ramadhan merupakan bulan suci umat Islam yang kehadirannya selalu dinantikan. Begitu banyak keutamaan yang bisa kita temukan hanya pada bulan tersebut. Salah satu yang paling menggiurkan adalah adanya dalil-dalil tentang pahala ibadah yang berkali-kali lipat lebih banyak jika dikerjakan di bulan ini. Tak heran jika masjid dan musholla yang biasanya sepi mendadak penuh di bulan Ramadhan.
Kewajiban berpuasa tidak memandang profesi atau pekerjaan. Tak terkecuali bagi para bintang sepak bola profesional. Di tengah padatnya jadwal pertandingan dan tuntutan fisik yang tinggi, mereka menunjukkan dedikasi dan ketaatan yang luar biasa dengan tetap menjalankan ibadah puasa.
Tentu ada pro dan kontra terhadap keputusan mereka untuk tetap berpuasa meski harus bertanding. Terlebih jika pertandingan itu mempunyai bobot yang lebih penting bagi klub yang menaunginya. Bisa saja muncul resiko para suporter yang mengungkit perkara puasa jika hasil pertandingannya kurang bagus.
Meskipun Islam memberikan keringanan bagi mereka yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu, namun tidak ada dalil yang jelas-jelas membolehkan muslim tidak berpuasa karena pekerjaan.
Alasan yang membolehkan seorang muslim tidak berpuasa ialah seperti bepergian jauh yang membolehkan qashar shalat, sakit yang mungkin mengakibatkan penyakit itu menjadi lebih parah atau tidak bisa disembuhkan, lebih longgar lagi adalah mokel atau mengakhiri puasa dengan berbuka sebelum waktunya karena secara fisik telah mencapai kondisi yang tidak memungkinkan untuk lanjut berpuasa karena bisa membahayakan bagi tubuh.
Kondisi boleh tidak berpuasa ini pun bukan menggugurkan kewajiban puasa, karena di lain hari pada bulan yang lain tetap harus mengganti puasa yang ditinggal pada bulan Ramadhan itu.
Membandingkan mana pekerjaan yang paling membebani fisik sehingga pantas untuk orang tersebut tidak berpuasa tentu akan menjadi perdebatan tanpa akhir. Karena memang kemampuan fisik dan pekerjaan berat adalah sesuatu yang relatif, kasus satu tidak bisa digeneralisir untuk semua kasus sejenis.
Tapi sepertinya kebanyakan dari kita akan sepakat jika sepak bola merupakan olahraga yang sangat berat dan membebani fisik, meskipun hanya 90 menit berlaga. Tentu pada level profesional lebih berat lagi jika kita bandingkan dengan permainan santai yang pernah kita alami. Maka lumrah jika setelah 45 menit babak pertama saja kita sudah kehausan dan mengincar air minum untuk segera kita teguk.
Ternyata dengan kondisi tersebut, masih banyak pesepakbola muslim profesional yang memilih untuk tetap menjalankan ibadah puasa. Hal ini menunjukkan komitmen mereka terhadap agama dan tekad mereka untuk menyeimbangkan kehidupan profesional dan spiritualnya. Salah satu contohnya adalah Mohamed Salah, bintang sepak bola muslim yang bermain di Liverpool.
Mohamed Salah telah menunjukkan bahwa dengan disiplin dan pengaturan yang tepat, ia mampu mengatasi tantangan untuk tetap menjalankan ibadah puasa meski di hari pertandingan penting. Caranya adalah dengan memastikan untuk mengonsumsi makanan sahur yang bergizi dan minum air putih yang cukup sebelum fajar, serta mengatur strategi pemulihan energi yang optimal selama pertandingan.
Dalam sebuah wawancara, Salah mengungkapkan bahwa dia tidak merasa kesulitan untuk berpuasa meskipun harus bertanding. Dia yakin bahwa Allah SWT akan memberikan kekuatan dan kemudahan baginya untuk menjalankan ibadah.
Memang lagi-lagi keyakinan seorang muslim secara signifikan berpengaruh kepada caranya menilai kemampuan dirinya dalam menjalankan ibadah puasa. Toh tak jarang pekerja kantoran dengan alasan tertentu menganggap tidak kuat melanjutkan ibadah puasa dan akhirnya pergi ke warung untuk mokel.
Selain pengendalian diri, tentu faktor eksternal seperti lingkungan kerja, rekan kerja maupun atasan juga memiliki pengaruhnya sendiri terhadap keputusan untuk tetap berpuasa meski harus bekerja. Pada kasus Mohamed Salah, sang pelatih Jurgen Klopp memberikan dukungan pada para pemainnya untuk tetap berpuasa.
Hal ini dikarenakan penilaiannya yang menganggap performa pemain tetap bisa maksimal meskipun sedang berpuasa. Berbeda dengan Mohamed Salah, bintang sepak bola lainnya, yakni N’Golo Kante pernah dinilai oleh pelatihnya mengalami penurunan performa karena berpuasa saat bertanding. Namun faktor eksternal seperti ini tetap akan kalah dengan keteguhan hati dan keimanan, maka dari itu Kante tetap tidak menggubris komentar negatif seperti itu dan tetap menjalankan ibadah puasa.
Selain Salah dan Kante, beberapa nama bintang sepak bola yang diketahui tetap menjalankan ibadah puasa di saat pertandingan ialah Karim Benzema, Ousmane Dembele, Hakim Ziyech, Paul Pogba, Sadio Mane, dan masih banyak yang lain.
Kisah Mohamed Salah dan para bintang sepak bola lainnya yang tetap menjalankan ibadah puasa di tengah padatnya jadwal pertandingan merupakan bukti dedikasi dan ketaatan mereka terhadap agama. Mereka menunjukkan bahwa dengan tekad dan keyakinan yang kuat, seseorang dapat menyeimbangkan tuntutan profesional dan spiritual dengan baik.
Kita dapat belajar dari dedikasi dan ketaatan para bintang sepak bola ini untuk selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT, bahkan di tengah kesibukan dan tantangan pekerjaan yang dihadapi.
Wallahu a’lam bissawab …