Sejarah Perayaan Maulid Nabi

Ad
Sejarah Perayaan Maulid Nabi

Sejarah perayaan Mulid Nabi Muhammad SAW bagaimanakah kisahnya? Siapakah yang pertama kali menginisiasi hal ini, dan pada zaman apakah sebenarnya umat Islam mulai memperingati kelahiran sang rasul?

Mengenai sejarah perayaan Maulid Nabi sendiri, banyak dari kalangan muslim yang belum mengetahuinya. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kita runtutkan kisah bersejarah dalam kalender Islam tersebut.

Perayaan ini memang unik, karena semasa hidup Rasulullah tidak pernah merayakan ulang tahunnya. Dan perayaan itu juga terkesan sekadar meniru praktik agama lain. Namun karena sudah menjadi tradisi dan juga menjadi bukti kecintaan kepada Rasullah SAW, perayaan ini terus berlansung dan  bahkan sudah menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia.

Kendati telah menjadi semacam tradisi, memang diakui sampai sekarang masih terjadi silang pendapat tentang kapan sebenarnya Maulid Nabi mulai diperingati umat Islam. Jika ditelusuri dalam kitab tarikh (sejarah), perayaan Maulid Nabi ternyata tidak ditemukan pada masa sahabat, tabiin, hingga tabiit dan empat imam mazhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad).

Beberapa kalangan berpendapat bahwa Maulid Nabi pertama kali diperingati pada zaman Shalahuddin al-Ayyubi (1193 M. Ia disebut menganjurkan umatnya untuk melaksanaan perayaan Maulid Nabi guna membangkitkan semangat jihad kaum muslim. Kala itu, Shalahuddin dan umat Islam memang berada dalam fase berperang melawan pasukan atau tentara Salib.

Kendati demikian, pendapat tersebut juga masih diperdebatkan. Mereka yang menolak bahwa Shalahuddin sebagai pelopor maulid beralasan, tidak ditemukan catatan sejarah yang menerangkan perihal Shalahuddin menjadikan Maulid Nabi sebagai bagian dari perjuangannya dalam Perang Salib.

Kemudian, menurut beberapa pakar sejarah Islam, peringatan dan perayaan Maulid Nabi dipelopori oleh Dinasti Ubadiyyun atau disebut juga Fatimiyah (silsilah keturunannya disandarkan kepada Fatimah);.

Baca Juga : Hukum Merayakan Maulid Nabi

Al Maqrizi, salah satu tokoh sejarah Islam mengatakan, para khilafah Fatimiyah memang memiliki banyak perayaan sepanjang tahun. Dinataranya seperti perayaan tahun baru, hari Asyura, Maulid Nabi, Maulid Ali bin Ali Thalib, Maulid Hasan dan Husain, Maulid Fatimah al Zahra, perayaan malam pertama bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Sya’ban, perayaan malam pertama Ramadan, perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, perayaan malam Al Kholij, perayaan hari Nauruz (tahun baru Persia), dan perayaan-perayaan lainnya. (Al Mawa’izh wal I’tibar bi Dzikril Khutoti wal Atsar, 1/490. Dinukil dari Al Maulid, hal. 20 dan Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 145-146).

Asy Syekh Bakhit Al Muti’iy, seorang mufti dari Mesir, dalam kitabnya Ahsanul Kalam (hal. 44) juga menyebutkan, bahwa yang pertama kali mengadakan enam perayaan maulid, salah satunya Maulid Nabi adalah Al Mu’izh Lidnillah (keturunan Ubaidillah dari Dinasti Fatimiyah) pada tahun 362 Hijriah.

Terlepas dari manakah yang mengawali perayaan Maulid Nabi, sampai kini juga masih terus diperdebatkan dan ditelusuri. Yang jelas, perayaan ini bernilai positif, sebab banyak umat muslim yang kemudian melakukan berbagai tradisi dan saling bersilaturahim. Dalam kegiatan yang dilakukan juga, mereka meningkatkan kecintaannya kepada sang nabi.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *