Peran Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Pesantren Tebuireng dalam Pendirian Nahdlatul Ulama

Ad
Peran Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Pesantren Tebuireng dalam Pendirian Nahdlatul Ulama

Peran Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Pesantren Tebuireng dalam pendirian Nahdlatul Ulama tidak dapat dipungkiri memiliki andil yang sangat besar. Sebelum organisasi Islam terbesar di Indonesia ini lahir, pesantren Tebuireng telah lama berdiri dan menjadi rujukan banyak santri untuk belajar ilmu agama.

Mbah Hasyim, sapaan akrabnya membentuk organisasi NU dilatarbelakangi oleh penghapusan sistem khalifah oleh Republik Turki Modern dan berkuasanya rezim Mazhab Wahabi di Arab Saudi yang mengancam kelestarian Ahlussunnah wal Jama’ah.

NU juga didirikan dengan tujuan untuk menahan serta meluruskan hal-hal yang bisa memecah belahkan sesama umat muslim. Selain sebagai pemimpin Masyumi, beliau juga merupakan satu-satunya pemimpin NU yang bergelar Rais Akbar dari awal berdirinya NU hingga sekarang yang telah memasuki usia 100 tahun dalam perhitungan kalender Hijriah.

NU berdiri secara resmi pada tanggal 31 Januari 1926 Masehi atau bertepatan dengan tanggal 16 Rajab 1344 Hijriah di Surabaya, Jawa Timur. Sejak berdiri hingga saat ini, NU tidak hanya berperan sebagai organisasi keagamaan, akan tetapi juga berpengaruh dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan bahkan pendidikan. Kiprahnya tak dapat dipungkiri terus maju dari zaman ke zaman.

Lebih lanjut, Nahdlatul Ulama (NU) juga bertujuan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta alam. Berdirinya NU dilatarbelakangi oleh situasi dunia Islam kala itu yang sedang dilanda pertentangan paham. NU hadir dengan pemikiran lebih moderat sehingga membuat interaksi dan komunikasi dunia Islam menjadi lebih mudah.

Baca Juga : <strong>Menumbuhkan Semangat Ibadah di Tahun Baru</strong>

Sejak mendirikan Pesantren Tebuireng, Mbah Hasyim sudah mengajarkan santrinya dan masyarakat untuk mengikuti salah satu dari empat mazhab, yaitu mazhab Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali, dan Imam Hanafi yang dikenal dengan ajaran  ahlussunnah wal jamaah (aswaja). Kemudian, dijadikanlah sebuah panutan didirikannya NU yaitu untuk menjaga berlakunya ajaran Islam yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah (aswaja) itu.

Mbah Hasyim menjadi pemimpin atau Rais Akbar NU dari mulai berdiri pada tahun 1926 hingga tahun 1947. Mbah Hasyim merupakan salah satu dari banyaknya ulama yang mendirikan organisasi ini. Dan pesantren Tebuireng juga merupakan salah satu dari banyaknya pesantren yang berperan dalam proses terbentuknya NU.

Tirakat yang dilakukan Mbah Hasyim mulai dari dicetuskan oleh KH. Wahab Chasbullah dan direstui oleh Syaikh Kholil Bangkalan juga bukan hanya sekadar mengangguk. Ia senantiasa berdoa dan berdiskusi dengan banyak orang hingga akhirnya NU berdiri klimaks sebagai organisasi keagamaan yang moderat.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *