Saat Kemarau Panjang, Rasulullah Pernah Meminta Hujan

Ad
Saat Kemarau Panjang, Rasulullah Pernah Meminta Hujan

Saat ini, Indonesia tengah dilanda kemarau panjang. Banyak daerah pula yang kekurangan air karena hujan yang tak segera turun. Dalam ajaran Islam, maka dianjurkan untuk memohon dan berdoa kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW baik sebelum menjadi rasul maupun saat sudah menjadi rasul.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, ketika Nabi Muhammad telah diangkat menjadi Rasulullah, di Mekah tengah terjadi musim paceklik yang sangat lama, dan membuat warga kesusahan. Dan mereka menemui Rasulullah untuk meminta turun hujan. Penjelasan Imam Bukhari ini sebagaimana dikutip Imam Ibnu Katsir dalam kitab al Bidayah wa an Nihayah, Jilid 8 halaman 589;

   وقال البخاري : ثنا محمد – هو ابن سلام – ثنا أبو ضمرة ، ثنا شريك بن عبد الله بن أبي نمر ، أنه سمع أنس بن مالك يذكر أن رجلا دخل المسجد يوم جمعة من باب كان وجاه المنبر ورسول الله صلى الله عليه وسلم قائم يخطب ، فاستقبل رسول الله صلى الله عليه وسلم قائما ، فقال يا رسول الله هلكت الأموال ، وتقطعت السبل ، فادع الله لنا يغيثنا . قال : فرفع رسول الله صلى الله عليه وسلم يديه ، فقال : ” اللهم اسقنا ، اللهم اسقنا ، اللهم اسقنا ” قال أنس : ولا والله ما نرى في السماء من سحاب ولا قزعة ولا شيئا ، ولا بيننا وبين سلع من بيت ولا دار . قال : فطلعت من ورائه سحابة مثل الترس ، فلما توسطت السماء انتشرت ثم أمطرت . قال : فوالله ما رأينا الشمس سبتا ، ثم دخل رجل من ذلك الباب في الجمعة المقبلة ورسول الله صلى الله عليه وسلم قائم يخطب ، فاستقبله قائما ، وقال : يا رسول الله هلكت الأموال ، وانقطعت السبل ادع الله أن يمسكها . قال : فرفع رسول الله صلى الله عليه وسلم يديه ، ثم قال : ” اللهم حوالينا ، ولا علينا ، اللهم على الآكام والجبال والظراب والأودية ، منابت الشجر ” قال : فانقطعت وخرجنا نمشي في الشمس . قال شريك : فسألت أنسا : أهو الرجل الأول ؟ قال : لا أدري  

Artinya: “Imam Bukhari berkata:  Muhammad bin Salam, Abu Dhamrah, dan Syarik bin Abdullah bin Abi Nimar menceritakan kepadaku, bahwa mereka mendengar Anas bin Malik menceritakan bahwa seorang pria masuk ke masjid pada hari Jumat dari pintu yang menghadap mimbar, sementara Rasulullah SAW sedang berkhutbah. Pria itu berdiri menghadap Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda kami telah binasa, dan jalan-jalan telah putus. Doakanlah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan untuk kami.”  

Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, turunkan hujan untuk kami, ya Allah, turunkan hujan untuk kami, ya Allah, turunkan hujan untuk kami.”  

Anas berkata; “Demi Allah, kami tidak melihat awan, hujan, atau apa pun di langit, atau antara kami dan barang-barang rumah atau rumah”. 

Baca Juga : Meneladani Rasulullah yang Pemaaf

Lalu muncullah awan dari belakangnya seperti perisai. Ketika awan itu berada di tengah langit, awan itu menyebar dan kemudian turun hujan.  

Anas berkata, “Demi Allah, kami tidak melihat matahari selama seminggu,”.  Kemudian, seorang pria masuk dari pintu itu pada Jumat berikutnya, sementara Rasulullah sedang berkhutbah. Pria itu berdiri menghadap Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda kami telah binasa, dan jalan-jalan telah putus. Doakanlah kepada Allah agar Dia menghentikan hujan.”  

Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, turunkan hujan di sekitar kami, bukan di atas kami. Ya Allah, turunkan hujan di atas bukit-bukit, gunung-gunung, lereng-lereng, dan lembah-lembah, tempat tumbuhnya pepohonan.”  

Hujan pun berhenti, dan kami keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari. Syarik berkata, “Aku bertanya kepada Anas: Apakah itu pria yang sama?,”

Anas menjawab, “Aku tidak tahu,”   Hadis dan riwayat di atas menceritakan mukjizat Nabi Muhammad saw yang mampu memohon hujan kepada Allah SWT. dan doanya dikabulkan. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang rasul yang diutus oleh Allah SWT. untuk membawa petunjuk dan keselamatan bagi umat manusia.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *