Peristiwa Penting di Bulan Dzulqa’dah

Ad
Peristiwa Penting di Bulan Dzulqa’dah

Ada banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan Dzulqa’dah. Peristiwa-peristiwa itu termaktub dalam sejarah peradaban Islam. Pada bulan ini juga menjadi awal untuk menyongsong salah satu ibadah yang sangat mulia dalam Islam, yaitu melaksanakan rukun Islam terakhir berupa ibadah haji di bulan Dzulhijjah.

Adapun beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Dzulqa’dah ialah sebagai berikut:

Pertama, Perang Bani Quraizhah Syaikh Shafifurrahman al-Mubarakfuri dalam salah satu kitab sirah-nya mengatakan, bahwa sehari setelah kepulangan Rasulullah SAW di Madinah, tepat pada waktu Zuhur datang malaikat Jibril untuk menemuinya. Kemudian dia berkata;

“Sudahkah engkau meletakkan senjatamu? Demi Allah, kami (para malaikat) belum meletakkan senjata. Berangkatlah engkau sekarang bersama sahabat-sahabatmu menuju Bani Quraizhah, saya (Jibril) akan berjalan di depanmu untuk menggoncangkan benteng-benteng mereka dan menebarkan kekuatan di dada mereka.”

Mendengar apa yang disampaikan malaikat Jibril, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk segera berangkat menuju perkampungan Bani Quraizhah dan berpesan agar mereka tidak shalat Ashar kecuali telah sampai di perkampungan tersebut. Sesampainya di pemukiman Bani Quraizhah, Rasulullah SAW dan semua umat Islam yang ikut serta mengepung Yahudi Bani Quraizhah yang berlindung di benteng-benteng mereka selama 25 malam (menurut riwayat lain, 25 hari).

Akhirnya, mereka tidak tahan lagi dikepung, Allah menanamkan rasa takut di hati mereka, kemudian menyerah dan tunduk di bawah keputusan hukum Rasulullah SAW. Peristiwa ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Shafiyurrahman terjadi pada bulan Dzulqa’dah.

Kedua, Perjanjian Hudaibiyah. Syaikh Ali as-Shalabi dalam salah satu kitab sirah-nya mengatakan bahwa ketika kekuatan umat Islam semakin kuat, mereka mulai berpikir untuk mendapatkan hak mereka yang sudah sangat mereka inginkan, yaitu beribadah di Masjidil Haram yang sejak enam tahun lamanya terhalang oleh kaum musyrikin. Tepat pada hari Senin bulan Dzulqa’dah tahun ketujuh (ada yang mengatakan tahun keenam) hijriah, berangkatlah Rasulullah bersama 1400 orang sahabat tanpa membawa senjata perang.

Setibanya di Dzulhulaifah (miqat bagi penduduk Madinah, atau yang datang dari arah Madinah bagi mereka yang akan melakukan umrah dan haji), Rasulullah SAW mulai melakukan ihram untuk umrah. Sementara itu, kaum kafir Quraisy mengira bahwa kedatangannya untuk menyerang mereka, hingga kemudian ada salah satu perwakilan dari mereka yang pergi mendatanginya untuk mengetahui tujuan sebenarnya.

Sesampainya di tempat peristirahatan umat Islam, Rasulullah menegaskan kepadanya bahwa kedatangannya semata-mata untuk umrah, bukan perang. Karena tujuannya bukan untuk perang, akhirnya Rasulullah dan kafir Quraisy membuat kesepakatan damai, yang kemudian dikenal dengan istilah suluh hudaibiyah, yaitu perjanjian damai antara umat Islam dan kafir Quraisy yang berlangsung di Hudaibiyah pada tahun ketujuh hijriah. (Ali as-Shalabi, Sirah Nabawiyah, Durusun wan Ibarun fi Tarbiyatil Ummah, [Beirut, Darul Fikr: 2019], juz VIII, halaman 168).

Baca Juga : Amalan di Bulan Dzulqa’dah

Ketiga, Rasulullah Umrah Empat Kali Bulan Dzulqa’dah merupakan salah satu-satunya bulan yang sangat dekat dengan bulan haji. Oleh karenanya, pada bulan ini Rasulullah sangat sering melakukan umrah. Selain untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, juga untuk mempersiapkan diri menghadapi datangnya kewajiban rukun Islam yang kelima berupa ibadah haji.

Dalam sebuah hadis, Umrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pada bulan mulia ini sebanyak empat kali, sebagaimana riwayat al-Bukhari, yaitu:

Artinya : “Rasulullah SAW melakukan umrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah, yaitu umrah dari Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah; satu umrah pada tahun berikutnya pada bulan Dzulqa’dah; satu umrah dari Ji’ranah; dan umrah bersama hajinya.” (HR Bukhari).

Keempat, Allah Berfirman Kepada Nabi Musa. Selain tiga peristiwa penting di atas, ada juga salah satu peristiwa luar biasa yang terjadi pada bulan Dzulqa’dah, yaitu pembicaraan Nabi Musa dengan Allah ketika menerima wahyu berupa kitab Taurat, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, yaitu:

Artinya : “Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan telah berfirman (langsung) kepadanya (Musa).” (Al-A’raf ayat 143).

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *