Tradisi Muslim Indonesia dalam Menyambut Tahun Baru Islam

Ad
Tradisi Muslim Indonesia dalam Menyambut Tahun Baru Islam

Menjelang tahun baru Hijriah atau yang lebih kenal sebagai tahun baru Islam, muslim di Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam memiliki cara tersendiri untuk menyambutnya. Sebagai negara yang terbagi diantara banyaknya pulau-pulau, suku dan budaya, Indonesia juga dikenal akan kearifan lokal dan kaya akan tradisi.

Berikut ini beberapa tradisi yang dilakukan oleh Muslim Indonesia dalam menyambut tahun baru Islam atau bertepatan dengan bulan Muharram, yang dalam istilah Jawa dikenal dengan sebutan bulan Suro.

  • Kirab Kebo Bule

Kirab kebo bule merupakan tradisi masyarakat Surakarta atau Solo untuk menyambut malam satu Suro. Malam satu Suro tersebut bertepatan dengan malam satu Hijriah. Malam satu Suro mengacu pada penanggalan Jawa, sedangkan malam satu Hijriah berdasarkan kalender Islam. Kira kebo bule dilaksanakan dengan arak-arakan atau kirab hewan kerbau yang bernama kebo bule atau Kebo Kiai Slamet. Kebo bule bukan sembarangan, karena hewan ini termasuk pusaka penting milik Keraton Surakarta Hadiningrat. Leluhur hewan kerbau yang kulitnya berwarna putih kemerahan itu, dulunya merupakan hewan kesayangan Paku Buwono II. Sepanjang rute kirab, masyarakat Solo memadati jalanan untuk menyaksikan tradisi turun temurun tersebut.

    • Mubeng Beteng

    Keraton Yogyakarta juga memiliki tradisi menyambut tahun baru, baik tahun baru Islam maupun tahun baru Jawa, yakni Mubeng Beteng. Prosesi Mubeng Beteng terinspirasi oleh perjalanan hijrah Nubi Muhammad SAW dan sahabat, dari Mekkah ke Madinah. Ada beberapa lintasan yang digunakan lampah ratri, namun yang paling populer adalah mengelilingi beteng Keraton Yogyakarta. Para abdi dalem dan warga peserta ritual berjalan kaki sejauh kurang lebih lima kilometer mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta.

    • Tabot

    Tradisi tabot dilestarikan oleh masyarakat Bengkulu yang digelar pada 1-10 Muharram. Selain menyambut tahun baru Islam, tradisi ini juga digelar untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib dalam perang. Tradisi Tabot meliputi, upacara mengambil tanah dari tempat sakral dan duduk penja yakni mencuci jari-jari yang terbuat dari kuningan, perak atau tembaga berbentuk telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya. Kemudian, maradai (mengumpulkan dana), arak penja (mengarak benda yang bentuknya menyerupai telapak tangan manusia), dan arak serban (mengarak sorban). Ritual dilanjutkan dengan gam (masa tenang atau berkabung), arak gedang (arak-arakan grup Tabut), serta tabot terbuang (membuang tabot ke rawa-rawa).

    Baca Juga : <strong>Menumbuhkan Semangat Ibadah di Tahun Baru</strong>

    • Ledeng Suro

    Tradisi ini dilestarikan oleh masyarakat Magetan, Jawa Timur. Ritual Ledeng Suro dilakukan dengan lomba memukul lesung bedhug serta dimeriahkan dengan acara lain seperti tari tradisional jalak lawu, wayang kulit, reog, dan lainnya. Ledug Suro dilaksanakan mulai dari satu minggu sebelum tahun baru Islam dan tahun baru Jawa. Tradisi ini diakhiri dengan kirab atau membawa roti bolu dalam bentuk lesung dan bedhug di tengah Kota Magetan.

    • Barikan

    Barikan merupakan tradisi yang dilestarikan oleh warga Pati. Tradisi ini dilakukan dengan menggelar kenduri bersama di desa. Masyarakat pada umumnya membawa lauk pauk dari rumah, kemudian makan dan berdoa bersama. Mereka bertukar lauk pauk sehingga menambah kehangatan di masyarakat.

    • Ngadulang

    Ngadulang adalah tradisi yang dilakukan oleh masayarakat Sukabumi, Jawa Barat. Tradisi ini dirayakan dengan lomba seni menabuh beduk yang diikuti oleh para warga. Dalam lomba Ngadulang, satu tim minimal terdiri dari tiga pemain, yakni pemukul beduk, pemukul kentungan, dan pemukul alat tambahan lainnya. Para peserta akan berlomba menciptakan nada yang unik agar memanangkan lomba.

    • Grebeg Suro

    Grebeg Suro adalah acara tradisi budaya tahunan masyarakat Ponorogo, Jawa Timur dalam wujud pesta rakyat. Seni dan tradisi yang ditampilkan meliputi Festival Nasional Reog Ponorogo, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel saat tahun baru Islam.

    Selain beberapa trasdisi di atas, masih banyak yang dilakukan oleh masyarakat muslim Indonesia dalam menyambut tahun baru Hijriah. Seperti pawai obor, sedekah Merapi, sedekah laut, dsb.

    Wallahu a’lam bissawab …

    Ad

    You May Also Like

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *