Cara Mengqada’ Puasa Ramadan

Ad
Cara Mengqada’ Puasa Ramadan

Mengqada’ atau mengganti puasa Ramadan karena beberapa sebab, wajib hukumnya bagi umat Islam. Waktu dan kesempatan untuk melaksanakan qada’ puasa Ramadan adalah lebih dari cukup yakni, sampai bulan Ramadan di tahun berikutnya. Namun demikian, tidak mustahil jika ada orang-orang – dengan alasan tertentu – belum juga melaksanakan qada’ puasa Ramadhan, sampai tiba bulan Ramadan berikutnya.

Kejadian seperti ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik yang positif maupun negatif, seperti selalu ada halangan, sering sakit, misalnya; atau bersikap apatis, bersikap gegabah, sengaja mengabaikannya, dan lain sebagainya, sehingga pelaksanaan qada’ puasanya ditangguhkan atau tertunda sampai tiba Ramadan berikutnya.

Penangguhan atau penundaan pelaksanaan qada’ puasa Ramadan sampai tiba Ramadan berikutnya – tanpa halangan yang sah, maka hukumnya haram dan berdosa.  Terkecuali jika adanya uzur yang menghalangi seperti sakit berat, meninggal sebelum qada’ tuntas, maka tidaklah dosa. Namun sebagai gantinya, diwajibkan membayar fidyah karena tetap termasuk utang.

Ketentuan wajib membayar fidyah ini seperti sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

مَن مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيُامْ أُطْعِمَ عَنْهُ مَكَانَ يَوْمٍ مِسْكِيْنٌ

Artinya: “Siapa saja meninggal dunia dan mempunyai kewajiban puasa, maka dapat digantikan dengan memberi makan kepada seorang miskin pada tiap hari yang ditinggalkannya.” (HR Tirmidzi, dari Ibnu Umar).

Fidyah tersebut nantinya memberi makan sebesar 0,6 kg bahan pokok makanan kepada orang miskin, sesuai jumlah puasa yang sebelumnya ditinggalkan. Adapun niat puasa untuk mengqada’ puasa Ramadan sama seperti puasa pada umumnya. Bacaannya ialah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma ghadin ‘an qadha’i fardhi syahri ramadhana lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqada’ puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.”

Baca Juga : Qada’ Puasa Ramadan Dulu atau Puasa Bulan Syawal?

Niat tersebut sebaiknya dibacakan pada malam hari setelah salat Isya’ atau sebelum memasuki waktu puasa qada’. Adapun tata cara untuk melakukan puasa Qada’ ialah sebagai berikut:

قَضَاءُ رَمَضَانَ إنْ شَاءَ فَرَّقَ وَإنْ شَاءَ تَابَعَ

Artinya: “Qada’ puasa Ramadan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan.” (HR.Daruquthni, dari Ibnu Umar).

Meski boleh terpisah hari, sebaiknya puasa qadha tidak dilaksanakan pada hari-hari besar Islam karena hukumnya dilarang. Berikut tata caranya:

  1. Menyiapkan hari untuk puasa di luar hari besar agama Islam.
  2. Pastikan kondisi tubuh sehat.
  3. Membaca niat puasa qadha Ramadan di malam hari.
  4. Melaksanakan sahur.
  5. Menunaikan salat wajib lima waktu.
  6. Menjalani puasa seperti pada umumnya dan menghindari segala hal yang berisiko membatalkan puasa.
  7. Menuntaskan puasa hingga waktu magrib.

Wallahu a’lam bissawab …

Ad

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *